Teritorialitas: Kantor dan Apartemen sebagai Ruang Interaksi Feminisme

Dewinna Farah Puspita, Angger Sukma Mahendra
Submission Date: 2017-08-01 13:36:01
Accepted Date: 2017-09-16 00:00:00

Abstract


Arsitektur hadir sebagai problem solving yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup bagi penggunanya.

Menjadi makhluk sosial yang dikodratkan untuk bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain diartikan bahwa manusia selalu membutuhkan orang lain. Interaksi sosial secara langsung merupakan salah satu cara untuk membuat manusia saling terkoneksi satu sama lain. Dalam berinteraksi, manusia memiliki ruang personal masing-masing, salah satu faktor yang mempengaruhi besar maupun kecil dari jarak ruang personal adalah jenis kelamin. Gerakan feminisme menunjukkan kebutuhan ruang personal wanita yang lebih besar dari pria, namun dengan tidak mengesampingkan kebutuhan interaksi sosial sebagai makhluk sosial.

Edward T. Hall menuliskan hubungan antara manusia dengan ruang, menurut beliau salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang adalah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri, kenyamanan dan rasa aman pada pribadi manusia. Dengan menggunakan pendekatan feminisme dan teritorialitas objek dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup wanita serta dengan menggunakan metode rancang geometry as authorities.


Keywords


Feminisme; Interaksi Sosial; Teritori

References