Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Mohammad Emil Widya Pradana, Adjie Pamungkas
Submission Date: 2013-08-15 08:54:57
Accepted Date: 2013-09-01 00:00:00

Abstract


Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan kemandirian pangan. Kabupaten Banyuwangi yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional mengalami penurunan produksi pangan terbesar, yaitu sekitar 13% pada tahun 2010-2011. Penurunan produksi ini diindikasikan karena adanya penurunan luas lahan pertanian pangan akibat konversi, dimana pada periode yang sama terjadi konversi lahan pertanian sebesar 1400 Ha. Melihat kondisi ini maka dibutuhkan upaya pengendalian konversi lahan pertanian pangan. Kecamatan Wongsorejo merupakan salah satu kawasan pertanian Kabupaten Banyuwangi dengan konversi lahan pertanian pangan tertinggi, dengan demikian Kecamatan Wongsorejo menjadi lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan preferensi/pola sikap petani pemilik lahan karena peran mereka sebagai penentu keputusan dalam melakukan konversi. Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis korelasi, analisis cluster, dan analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis didapat enam variabel yang mempengaruhi preferensi petani dalam mengkonversi lahannya, yaitu: (1) produksi; (2) harga jual komoditas; (3) biaya irigasi; (4) biaya input; keempat variabel ini adalah variabel yang cenderung menghambat konversi. Variabel lainnya adalah (5) pendapatan sektor non tani; dan (6) perbedaan harga sewa lahan dengan pendapatan tani; dimana kedua variabel ini adalah variabel pendorong konversi. Didapat dua kelompok kelurahan, yaitu kelurahan dengan opportunity cost usaha tani yang tinggi (nilai variabel pendorong konversi lebih besar daripada variabel penghambat konversi) dan kelurahan dengan opportunity cost usaha tani yang rendah (nilai variabel pendorong konversi lebih kecil daripada variabel penghambat konversi). Arahan pengendalian yang dihasilkan untuk kelompok opportunity cost tinggi adalah percepatan pendapatan usaha tani dan pengendalian pemanfaatan lahan, sedangkan untuk kelompok dengan opportunity cost rendah adalah pengawasan pemanfaatan lahan dan menjaga keberlanjutan usaha tani.

Keywords


Pengendalian; Konversi; Preferensi

References