Perbandingan Kemampuan Kitosan dari Limbah Kulit Udang dengan Aluminium Sulfat untuk Menurunkan Kekeruhan Air dari Outlet Bak Prasedimentasi Ipam Ngagel 2

Cecilia Dwi Triastiningrum, Alfan Purnomo
Submission Date: 2016-07-21 00:01:19
Accepted Date: 2016-12-31 17:34:09

Abstract


PDAM Surya Sembada Surabaya menggunakan air dari Kali Surabaya sebagai sumber air baku utama. Koagulan yang digunakan untuk mengolah air baku tersebut adalah aluminium sulfat. Penggunaan aluminium sulfat dapat mempengaruhi pH air dan menyebabkan kerugian baik dalam sisi lingkungan maupun kesehatan konsumen. Di lain hal, terdapat pula masalah peningkatan jumlah limbah kulit udang yang berpotensi namun belum dimanfaatkan secara optimal. Dari masalah-masalah tersebut muncul ide untuk mencari alternatif koagulan yang ramah lingkungan, efektif, efisien dan sekaligus dapat memanfaatkan limbah kulit udang. Kitosan yang terdapat di kulit udang dapat dijadikan alternatif karena sifatnya tidak beracun, mudah terdegradasi dan bahan bakunya mudah didapatkan. Kitosan adalah senyawa polimer dengan ion positif yang diperoleh dari proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat sehingga terjadi deasetilasi gugus asetamida (NH-COCH3) menjadi gugus amino (NH2). Kitosan diperoleh dari serbuk kulit udang yang melalui proses deproteinasi dengan NaOH 6%, proses demineralisasi dengan HCL 1,1 N, dan proses deasetilasi dengan NaOH 50%. Kitosan yang dihasilkan kemudian di cek kualitasnya dengan melakukan uji kelarutan menggunakan CH3COOH 1% dan pengecekan derajat deasetilasi dengan metode titrasi asam basa. Efektifitas dan efisiensi kitosan diuji dengan metode jar test menggunakan sampel air yang berasal dari outlet bak prasedimentasi IPAM Ngagel 2. Aspek yang diuji adalah kekeruhan dan pH dengan variabel berupa dosis koagulan dan kekeruhan air. Dari sisi biaya, yang akan dibandingkan adalah biaya pemakaian koagulan per hari, per jam dan per m3. Penelitian ini membandingkan kemampuan kitosan dengan aluminium sulfat 17% dan 45% untuk menurunkan kekeruhan air dari outlet bak prasedimentasi IPAM Ngagel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aluminium sulfat lebih efektif dari kitosan, namun aluminium sulfat tidak lebih efisien dari kitosan. Dari segi biaya, pemakaian aluminium sulfat 17% dan 45% memakan biaya yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaian kitosan. PDAM Surya Sembada Surabaya menggunakan air dari Kali Surabaya sebagai sumber air baku utama. Koagulan yang digunakan untuk mengolah air baku tersebut adalah aluminium sulfat. Penggunaan aluminium sulfat dapat mempengaruhi pH air dan menyebabkan kerugian baik dalam sisi lingkungan maupun kesehatan konsumen. Di lain hal, terdapat pula masalah peningkatan jumlah limbah kulit udang yang berpotensi namun belum dimanfaatkan secara optimal. Dari masalah-masalah tersebut muncul ide untuk mencari alternatif koagulan yang ramah lingkungan, efektif, efisien dan sekaligus dapat memanfaatkan limbah kulit udang. Kitosan yang terdapat di kulit udang dapat dijadikan alternatif karena sifatnya tidak beracun, mudah terdegradasi dan bahan bakunya mudah didapatkan. Kitosan adalah senyawa polimer dengan ion positif yang diperoleh dari proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat sehingga terjadi deasetilasi gugus asetamida (NH-COCH3) menjadi gugus amino (NH2). Kitosan diperoleh dari serbuk kulit udang yang melalui proses deproteinasi dengan NaOH 6%, proses demineralisasi dengan HCL 1,1 N, dan proses deasetilasi dengan NaOH 50%. Kitosan yang dihasilkan kemudian di cek kualitasnya dengan melakukan uji kelarutan menggunakan CH3COOH 1% dan pengecekan derajat deasetilasi dengan metode titrasi asam basa. Efektifitas dan efisiensi kitosan diuji dengan metode jar test menggunakan sampel air yang berasal dari outlet bak prasedimentasi IPAM Ngagel 2. Aspek yang diuji adalah kekeruhan dan pH dengan variabel berupa dosis koagulan dan kekeruhan air. Dari sisi biaya, yang akan dibandingkan adalah biaya pemakaian koagulan per hari, per jam dan per m3. Penelitian ini membandingkan kemampuan kitosan dengan aluminium sulfat 17% dan 45% untuk menurunkan kekeruhan air dari outlet bak prasedimentasi IPAM Ngagel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aluminium sulfat lebih efektif dari kitosan, namun aluminium sulfat tidak lebih efisien dari kitosan. Dari segi biaya, pemakaian aluminium sulfat 17% dan 45% memakan biaya yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaian kitosan.

Keywords


aluminium sulfat; jar test; kekeruhan; kitosan; limbah kulit udang

References