Evaluasi Algoritma Wouthuyzen dan Son untuk Pendugaan Sea Surface Salinity (SSS) (Studi Kasus: Perairan Utara Pamekasan)
Abstract
Pulau Madura merupakan pulau penghasil garam terbesar di Indonesia. Salah satu parameter yang digunakan dalam penentuan daerah potensi tambak garam adalah salinitas perairan (Sea Surface Salinity). Untuk memetakan persebaran salinitas perairan sebagai salah satu data pendukung dalam menganalisis potensi tambak garam dapat memanfaatkan citra satelit. Berbagai metode ekstraksi informasi salinitas perairan telah dikembangkan dan dimanfaatkan. Pengkajian pengukuran salinitas telah dilakukan dan menghasilkan algoritma salinitas perairan. Dalam penelitian ini, dilakukan evaluasi pada dua algoritma yang berbeda yaitu algoritma Wouthuyzen (2008) dan algoritma Son (2009) untuk melakukan estimasi nilai salinitas perairan di perairan utara Pamekasan, Madura. Sebelum dilakukan pemrosesan dengan algoritma, Citra Landsat-8 1T dikoreksi atmosfer dengan Second Simulation of a Satellite Signal in the Solar Spectrum-Vector (6SV). Hasil kajian ini menunjukkan bahwa perbedaan nilai salinitas perairan dari algoritma Wouthuyzen dengan data in-situ berkisar antara 2,66 hingga 3,91 psu. Sedangkan selisih salinitas algoritma Son dengan data in-situ 2,14 hingga 3,00 psu. Adapun nilai NMAE algoritma Wouthuyzen dengan data in-situ sebesar 7,2 %, sedangkan pada algoritma Son sebesar 10,6 %.