Aplikasi Prinsip Ergonomi pada Perancangan Alat Perajang Bahan Baku Keripik
Abstract
Alat perajang bahan baku keripik yang beredar di masyarakat Indonesia sudah bermacam-macam bentuknya. Salah satunya perajang konvensional dan perajang keripik semi-otomatis. Alat tersebut juga memiliki kapasitas yang kecil dan kurang nyaman saat yang digunakan. Perancangan alat perajang bahan baku keripik ini membutuhkan 2 tahap pengerjaan, yaitu perancangan serta perhitungan transmisi dan perancangan serta perhitungan rangka alat perajang bahan baku keripik. Perancangan serta perhitungan transmisi merupakan tahap pertama yang dimulai dengan mencari nilai gaya potong bahan baku, tegangan geser, torsi, daya motor yang akhirnya didapatkan rasio transmisi yang diperlukan. Sedangkan, perancangan serta perhitungan rangka merupakan tahap kedua yang dimulai dengan mengukur (tinggi bahu tegak) TBD, (tinggi siku duduk) TSD, (tinggi plopotel) TP, dan (jarak tangan depan) JTD yang akan digunakan untuk menghitung dimensi alat perajang bahan baku keripik dan nilai kenyamanan penggunaan (ergonomis). Perancangan ini menghasilkan alat perajang bahan baku keripik yang ergonomis dengan ukuran 72x60x99.9 cm dan menggunakan material ST 37. Alat perajang tersebut mampu merajang sebanyak 65 kg/jam dengan putaran sebesar 70 RPM dibantu dengan 2 pisau pada 1 piringan pisau. Piringan pisau memiliki diameter sebesar 30 cm dengan tebal 1.5 cm yang memiliki 2 lubang dengan ukuran 10x3 cm dan terbuat dari stainless steel. Lubang pada piringan digunakan untuk tempat pisau potong, pisau potong memiliki ukuran 10x2x0.2 cm berbahan dasar baja steel. Alat perajang tersebut memiliki 4 ketebalan yang berubah-rubah untuk memenuhi kebutuhan perajangan pada bahan yang berbeda-beda.