Studi Awal Desain Pabrik Pupuk Organik Granul Dari Organic Waste
Abstract
Banyak pertanian di Indonesia yang masih bergantung pada penggunaan pupuk kimia. Padahal penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan bahan organik tanah. Untuk menyeimbangkannnya saat ini petani juga sedang menggalakkan penggunaan pupuk organik. Sehingga membuat kebutuhan pupuk organik meningkat setiap tahunnya. Pendirian pabrik pupuk organik granul ini dapat memenuhi kebutuhan pupuk organik untuk petani. Prosess pembuatan pupuk organik granul terdiri dari pencampuran bahan baku, yakni sampah organik, kotoran sapi, kotoran domba, dan dipotong dengan rotary knife cutter. Tahap berikutnya adalah proses fermentasi, dengan penambahan bioactivator agar meningkatkan kandungan C-organik, phosphor, dan kalium. Selanjutnya adalah proses granulasi, pembesaran dari partikel dengan proses aglomerasi. Ukuran yang diharapkan pada proses granulasi ini adalah 2-4 mm sehingga produk undersize maupun oversize akan dikembalikan ke dalam granulator setelah melewati screener. Selanjutnya pupuk organik granul dikeringkan. Selanjutnya produk dipisahkan berdasarkan ukurannya lalu didinginkan di Rotary cooler. Setelah keluar dari Rotary Cooler suhu keluaran sekitar 40 oC dan masih mengandung kadar air sebesar 13,7%. Produk dari rotary cooler siap untuk di packaging dan masuk ke dalam pupuk organik granul storage. Dari analisa ekonomi didapatkan BEP sebesar 45% dengan POT sesudah pajak sebesar 4,8 tahun.