Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression
Abstract
Pendidikan merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal pendidikan dimaksudkan agar dapat memberantas buta huruf atau buta aksara. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat buta huruf adalah Angka Buta Huruf. Namun rata-rata angka buta huruf di Indonesia masih tergolong tinggi (4,27%). Pengukuran angka buta huruf merupakan nilai yang kontinu dan berdistribusi t. Penelitian ini menggunakan metode regresi t untuk menyesuaikan distribusi variabel responnya. Mempertimbangkan adanya aspek spasial yang muncul pada data, perlu dilakukan modifikasi pada pemodelan regrei t, yaitu dengan menerapkan pembobot spasial. Oleh karena itu, metode regresi yang diusulkan dalam penelitian ini yaitu model regresi terboboti atau GWtR. Variabel yang signifikan pada pemodelan regresi t merupakan angka partisipasi murni tingkat SD, rasio murid-guru, tingkat pengangguran terbuka, persentase penduduk miskin dan persentase balita gizi buruk. Sedangkan variabel yang signifikan pada pemodelan GWtR adalah angka partisipasi murni tingkat SD, rasio murid-guru, tingkat pengangguran terbuka dan persentase penduduk miskin. Perbandingan kebaikan kedua model menunjukkan bahwa metode terbaik untuk memodelkan angka buta huruf di kabupaten/kota se-Jawa Timur adalah GWtR.