Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya
Submission Date: 2017-07-31 13:45:15
Accepted Date: 2017-09-16 00:00:00
Abstract
Surabaya menjadi salah satu kota Metropolitan besar di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi kota yang pesat. Kegiatan perdagangan kota Surabaya yang pesat diharapakan juga sejalan dalam bidang lain terutama dalam hal pelestarian bangunan cagar budaya (BCB). Pemanfaatan bangunan cagar budaya (BCB) menjadi fungsi jasa dan komersial adalah jawaban dari masalah pelestarian BCB dan kaitannya dengan kontribusi dalam perekonomian kota secara aktif. Objek BCB yang dipilih adalah eks-Bioskop Indra Surabaya. Bangunan bergaya khas
Nieuwe Zakelijkheid ini berdiri sejak 1910. Kondisi bangunan saat ini tidak berfungsi dan terbengkalai. Pelestarian eks-Bioskop Indra dilakukan dengan cara adaptasi (adaptive-reuse), yaitu mengubah eksisting yang terbengkalai untuk difungsikan kembali dengan fungsi baru (berupa kantor sewa & resto) tanpa menuntut perubahan drastis dan tetap mempertahankan ciri khas. Konsep form follows form sebagai dasar untuk merancang massa baru agar selaras dengan bangunan lama. Pendekatan kontekstualisme dan metode insertion-transition dipilih untuk mencapai keterpaduan antara yang lama dan baru.
Nieuwe Zakelijkheid ini berdiri sejak 1910. Kondisi bangunan saat ini tidak berfungsi dan terbengkalai. Pelestarian eks-Bioskop Indra dilakukan dengan cara adaptasi (adaptive-reuse), yaitu mengubah eksisting yang terbengkalai untuk difungsikan kembali dengan fungsi baru (berupa kantor sewa & resto) tanpa menuntut perubahan drastis dan tetap mempertahankan ciri khas. Konsep form follows form sebagai dasar untuk merancang massa baru agar selaras dengan bangunan lama. Pendekatan kontekstualisme dan metode insertion-transition dipilih untuk mencapai keterpaduan antara yang lama dan baru.
Keywords
adaptive-reuse; bangunan cagar budaya; form follows form; insertion; kontekstualisme; transition