Penerapan Konsep Kemaritiman yang Edukatif pada Desain Interior Daycare Dharma Wanita Persatuan Setda Kota Surabaya
Abstract
Pada era globalisasi yang sudah menjunjung tinggi kesetaraan jenis kelamin dalam dunia kerja memberikan banyak kesempatan bagi wanita untuk menggeluti perannya dalam meniti karir. Namun banyak wanita yang mengalami kendala pengasuhan anak saat akan ditinggal bekerja. Dalam hal tersebut, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Surabaya yang beranggotakan istri Pegawai Negeri Sipi (PNS) juga menemui kendala serupa. Sedangkan dalam hal pekerjaan, mereka dituntut untuk aktif berpartisipasi pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Oleh karena itu, organisasi ini berinisiatif untuk membangun sebuah daycare termasuk interiornya, guna memenuhi kebutuhan pengasuhan anak dengan tujuan memberdayakan keluarga Aparatur Sipil Negara (ASN).
Perencanaan desain interior Daycare DWP Setda Kota Surabaya ini berdasarkan observasi studi eksisting lapangan, depth interview dengan penanggung-jawab harian, penyebaran kuisioner, serta analisa kebutuhan pengunjung. Melalui beberapa metode diatas maka didapatkan sebuah konsep Desain Interior Daycare DWP Setda Kota Surabaya dengan Konsep Kemaritiman yang Edukatif. Perencanaan konsep ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas berupa penambahan fasilitas ruang yang dibutuhkan, menciptakan ruang interior yang mendukung perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada anak, sekaligus menjadi tempat bermain yang menyenangkan.
Desain kemaritiman yang edukatif diwujudkan melalui pengaplikasian mural tokoh karakter khas anak seperti “Spongebob Squarepants” pada ruang tidur 0-2 tahun, “Finding Dory”, dan “Finding Nemo”. Bentukan furnitur yang diadaptasi dari biota dan ekosistem laut diimplementasikan pada area lobby dan ruang belajar. Selain tema yang spesifik pada setiap ruang, warna biru laut yang dipadukan dengan cokelat khas pasir pantai menambah suasana baru yang lebih menyenangkan. Sirkulasi informatif dan layout ruang eksploratif diterapkan untuk pengelompokan area pada setiap ruang, seperti area bermain, belajar, dan berekspresi pada ruang belajar. Bentukan geometris pun diperkenalkan kepada anak usia dini sebagai elemen estetis yang menempel pada sebagian ruang belajar.