Kelayakan Teknologi Desalinasi Sebagai Alternatif Penyediaan Air Minum Kota Surabaya (Studi Kasus: 50 Liter per detik)
Submission Date: 2016-07-18 09:50:52
Accepted Date: 2016-12-28 12:51:24
Abstract
Saat ini, PDAM Surabaya masih kesulitan mencari air baku. Selain kurangnya debit untuk air baku, kualitas air baku di Surabaya yang minim membuat biaya produksi semakin meningkat. Di sisi lain, masih terdapat air laut sebagai sumber air baku yang secara kuantitas tidak terbatas namun memiliki kadar garam yang sangat tinggi. Dikaji 3 alternatif teknologi pengolahan yang umum digunakan secara studi literatur, yaitu: teknologi distilasi dengan Multi Stage Flash Distilation (MSF), teknologi membran dengan Reverse Osmosis (RO) dan teknologi pertukaran ion dengan (Electrodeionization). Unit pengolahan yang terpilih adalah Reverse Osmosis dengan keunggulan terletak pada kecepatannya dalam memproduksi air serta adanya peluang pemanfaatan reject water yang dapat meringankan biaya investasi yang sangat tinggi. Unit pengolahan terdiri dari vertical beach-well intake, koagulasi-flokulasi, sedimentasi, pressure sand filter, karbon aktif, RO dan terakhir klorinasi. Pengolahan ini tidak menggunakan bahan kimia, sehingga reject water dapat dimanfaatkan menjadi garam murni dan nigari yang aman untuk dikonsumsi. Hasil analisa finansial dari sistem pengolahan ini dapat dikatakan layak karena memiliki nilai NPV bernilai positif sebesar Rp11.953.760.829 dengan IRR sebesar 28,81% yang lebih besar dari MARR Bank BNI yaitu 12,5% dengan periode pengembalian setelah 6 tahun proyek berjalan berdasarkan metode payback period
Keywords
analisa kelayakan; desalinasi; Pantai Kenjeran; penyediaan air minum; Reverse Osmosis