PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI PUPUK ORGANIK P-126 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS : PT. MOLINDO RAYA INDUSTRIAL)
Submission Date: 2016-07-28 10:17:14
Accepted Date: 2016-12-30 23:51:48
Abstract
PT. Molindo Raya Industrial merupakan perusahaan penghasil pupuk organik P-126 yang berlokasi di Lawang, Kabupaten Malang dengan kapasitas produksi lebih dari 10.000 ton per tahun. Untuk memenangkan persaingan di bidang produksi pupuk organik, perusahaan dituntut untuk melakukan peningkatan kualitas proses produksi secara berkelanjutan dengan mereduksi waste yang ada. Meskipun produksi pupuk organik P-126 di PT. Molindo Raya Industrial mengalami peningkatan, namun masih terdapat beberapa waste, diantaranya waiting yang disebabkan oleh breakdown mesin produksi yang mengakibatkan kerugian perusahaan lebih dari Rp. 500.000.000 per tahun. Waste kedua ialah defect berupa granul yang tidak memenuhi spesfikasi diameter, material hasil cleaning dan karung finished good yang sobek dan waste ketiga ialah over production yang mengakibatkan kerugian perusahaan lebih dari Rp. 400.000.000 per tahun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode lean manufacturing yang fokus dalam mereduksi waste dan non value added activity. Pada penelitian ini menggunakan framework DMIC six sigma, tahapan pertama ialah tahap define untuk mengidentifikasi permasalahan dengan menggunakan tools Big Picture Mapping, Activity Classification dan identifikasi waste berdasarkan E-DOWNTIME. Tahapan kedua ialah measure yang digunakan untuk mengukur kerugian perusahaan yang diakibatkan adanya waste. Selanjutnya adalah tahap analyze menggunakan tools 5 Why’s dan FMEA untuk mengetahui root cause adanya waste, kemudian tahap terakhir ialah tahap improve, pada tahap improve dilakukan penyusunan dan pemilihan alternatif usulan perbaikan dengan mengunakan pendekatan value engineering. Usulan perbaikan terpilih dalam upaya meningkatkan proses produksi pupuk organik P-126 diantaranya mengevaluasi penjadwalan preventif maintenance mesin produksi, menyusun penjadwalan mesin produksi yang kritis, evaluasi SOP dan penerapan SOP, melaksanakan pelatihan untuk operator dan karyawan dan perbaikan sistem demand forecasting.
Keywords
5 Why’s; BPM; E-DOWNTIME; FMEA; Lean Manufacturing