Perbandingan DED IPAL Anaerobic Filter dengan Upflow Anaerobic Sludge Blanket untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sedati di Kabupaten Sidoarjo
Abstract
Pengoperasian tempat pelelangan ikan (TPI) di Kabupaten
Sidoarjo memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan berupa timbulan limbah cair yang apabila tidak ditangani dengan tepat, maka akan mencemari lingkungan di sekitar TPI. Limbah yang dibuang harus memenuhi baku mutu yang diatur dalam
Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu detailed engineering design (DED) instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang memadai, yang merupakan tujuan tugas akhir (TA) ini. Dalam TA ini, IPAL jenis Anaerobic Filter(AF) dan Upflow Anaerobic Sludge Blanket(UASB), dibandingkan. Data primer pada perencanaan ini adalah data pemakaian air bersih dari TPI tiap bulan selama tahun 2015 serta data karakteristik air limbah, meliputi konsentrasi BOD, COD, TSS, dan Total N. Data sekunder meliputi data kualitas dan kuantitas effluent TPI yang diperoleh dari analisis laboratorium. Perhitungan tiap sistem IPAL mengacu pada kriteria desain sebagai dasar pembuatan DED dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) tiap sistem IPAL. Hasil perhitungan tiap unit IPAL akan
dibandingkan dari segi efisiensi penyisihan, luas lahan yang dibutuhkan,
dan RAB.
Hasil analisis kandungan air limbah adalah sebagai berikut, BOD
= 894 mg/L, COD = 1443 mg/L, TSS = 280 mg/L, dan Total N = 423,9 mg/L. Hasil perhitungan desain AF adalah diperlukannya 2 kompartemen, demikian pula dengan sistem UASB. Efisiensi penyisihan BOD pada AF dan UASB bertutrut-turut adalah 88,95% dan 97,96%. Sedangkan, efisiensi COD berturut-turut adalah 89,68% dan 90,24%. RAB sistem
IPAL sebesar Rp 59.609.889,-; Sedangkan sistem UASB sebesar Rp 50.914.605,. Sehingga unit IPAL yang dipilih adalah sistem UASB.