Analisis Kinerja Operasional Pelayanan Pelayaran Rakyat
Abstract
Jumlah armada pelra pada tahun 2010 mencapai 2.418 unit, hingga tahun 2015 mencapai 1.329 unit. Penurunan armada disebabkan oleh menurunnya muatan, dari tahun 2011 hingga 2015 rata-rata penurunan muatan pertahun yaitu 10% dengan jumlah muatan di tahun 2015 yaitu 74.720 ton. Tugas Akhir ini membahas mengenai pengukuran kinerja operasional pada pelayaran rakyat. Studi kasus kota tujuan yang digunakan sebagai penelitian yaitu kota Bima dengan jumlah 4 perusahaan dan 14 armada pelra, Benete dengan jumlah 2 perusahaan dan 3 armada pelra, Pemenang hanya 1 perusahaan dan 2 armada pelra, Banjarmasin dengan jumlah 2 perusahaan dan 6 armada pelra, Batu Licin dengan jumlah 2 perusahaan dan 4 armada pelra, dan Rampa Cengal hanya 1 perusahaan dan 2 armada pelra. Umur ekonomis armada pelra diasumsikan yaitu 25 tahun. Peramalan dilakukan pada muatan pelra pada tiap armada berdasarkan PDRB tiap daerah tujuan. Perhitungan profitabilitas berdasarkan hasil dari sensitivitas kinerja operasional dalam bentuk kecepatan pelayaran, dan kecepatan bongkar muat, yakni dalam keadaan normal dengan kecepatan 6 knot dan jumlah kuli 10 orang. Penilaian dilakukan terhadap perusahaan pelra dengan metode normalisasi data yang menghasilkan PT. Samudera Buana Persada merupakan perusahaan dengan nilai tertinggi dari tahun 2011 hingga tahun 2024.