Analisis Skala Penambangan Mineral dan Pengangkutan: Studi Kasus Angkutan Nikel di Sulawesi Tenggara
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk bahan tambang, salah satunya yakni nikel. Hasil olahan nikel yaitu feronikel, merupakan bahan baku pembuatan stainless steel, yakni pelapis besi anti karat. Sampai saat ini masih banyak ditemui berbagai permasalahan terkait pengiriman feronikel. Kurangnya perhatian terhadap hubungan antara kapasitas armada kapal dengan jumlah muatan hasil produksi tambang, khususnya feronikel menyebabkan biaya transportasi menjadi acak dan tidak ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan biaya dan keekonomisan antara moda transportasi laut yaitu bulk carrier, general cargo dan self – propeller barge untuk melayani permintaan selama 5 (lima) tahun mendatang. Penggunaan metode optimasi dengan biaya pengiriman optimum sebagai kriteria utama serta pemenuhan permintaan akan memberikan solusi moda transportasi yang sesuai. Berdasarkan hasil optimasi, moda transportasi bulk carrier merupakan moda yang optimum dengan optimum cost untuk pengiriman feronikel dengan unit cost sebesar Rp 524.735,93 per ton, sedangkan jika menggunakan kapal general cargo dan self – propeller barge menghasilkan unit cost sebesar Rp 549.168,18 per ton dan Rp 583.118,20 per ton.