Denyut di Griya Esok: Arsitektur Pemersatu Kehidupan dan Kematian
Submission Date: 2016-07-31 17:45:37
Accepted Date: 2016-12-13 00:00:00
Abstract
Keterbatasan lahan merupakan sebuah masalah yang banyak diperbincangkan dewasa ini. Penggunaan lahan sangatlah luas, mulai dari permukiman, peternakan, sawah, hingga pemakaman. Ketersediaan lahan untuk pemakaman semakin lama semakin menipis karena jumlah orang yang meninggal juga meninggkat setiap waktu dan pemakaman yang sudah ada akan tetap berada di tempatnya, sehingga lahan pemakaman lambat laun akan penuh. Untuk itu, arsitektur seharusnya dapat merespon bagaimana lahan yang digunakan untuk pemakaman dapat dihemat sehingga lahan yang lain dapat difungsikan untuk aktivitas lain. Tidak hanya itu, arsitektur juga harus dapat menghilangkan kesan mengerikan yang biasanya timbul di area pemakaman karena pemakaman adalah tempat dimana pengunjung datang untuk mengenang yang sudah mendahului, bukan sebuah tempat yang harus ditakuti. Sangat penting untuk dapat menyatukan area pemakaman dengan ruang publik dimana pengunjung dapat bebas beraktivitas di dalamnya dan menghilangkan kesan mengerikan yang ditimbulkan.
Keywords
keterbatasan lahan; pemakaman; ruang publik