Responsive Jewelry dengan Konsep Biomimikri untuk Urban Middle Class Millennials

Ayu Ardila, Hertina Susandari, Ari Dwi Krisbianto
Submission Date: 2022-02-15 10:38:02
Accepted Date: 2025-01-02 00:00:00

Abstract


Perhiasan yang dapat menghasilkan interaksi dengan penggunanya dan menambah experience pemakaian mulai berkembang, baik dari penambahan mekanisme kinetik dan penambahan fitur berteknologi. Dancing stone banyak diminati karena dapat menghasilkan kilauan cahaya dan fenomena perhiasan glow in the dark juga menjadi tren di kalangan millennials. Perhiasan responsif adalah benda untuk mempercantik diri (perhiasan) yang dapat memberikan respon atau interaksi terhadap penggunanya dengan mengadaptasi alam. Dengan tujuan memenuhi keinginan pasar, menjadi solusi dari permasalahan yang ada dan meningkatkan value perhiasan agar dapat bersaing dalam sektor global. Hal ini dikarenakan, perhiasan yang dapat memberikan respon belum berkembang, perhiasan emas masih tebatas pada bentuk dan estetika. Berdasarkan survey pribadi terhadap 40 responden, sebanyak 72,5% tertarik dengan perhiasan yang dapat memberikan respon, mayoritas memiliki keinginan akan perhiasan yang dapat bercahaya dan berubah warna. Selain itu, kristal alami dianggap memiliki hasil kilauan yang kurang maksimal atau bahkan cenderung buruk, sehingga diperlukan perangkat perhiasan yang memiliki kilauan atau cahaya yang lebih baik. Pendaran cahaya batuan pada perhiasan saat didisplay biasanya akan padam. Dan kecenderungan batu alam yang akan berlubang bawahnya seiring berjalannya waktu memungkinkan untuk dimasuki cahaya dan menghasilkan refleksi. Oleh karena itu, perhiasan responsif dibutuhkan untuk terus dikembangkan. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mengadaptasi alam, disebut metode biomimikri. Pendekatan biomimikri yang digunakan adalah top-down, yaitu berangkat dari masalah desain, kemudian mengidentifikasi solusi pada alam, dan menerjemahkannya kedalam solusi desain. Permasalahan disini adalah bagaimana batuan dapat menghasilkan kilauan maksimal atau dengan bantuan cahaya, dan solusinya adalah mengadaptasi organisme di alam yang dapat menghasilkan cahaya, salah satunya adalah kunang - kunang. Implementasi biomimikri dilakukan pada tingkatan level biomimikri organisme atau disebut prinsip biomimikri inspirasi dari bentuk alam dengan mengadaptasi bentuk visual dari kunang – kunang dan cahaya yang dapat berkedip. Adaptasi dari kunang – kunang juga memungkinkan pengguna untuk mengingat kunang – kunang, diluar kepunahannya saat ini karena adanya pencemaran alam.

 


Keywords


Batu Alam; Biomimikri; Cahaya; Kunang – Kunang; Millennials; Perhiasan Responsif

Full Text: PDF

CC Licencing


Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Jurnal Sains dan Seni ITS by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni.