Konsep Multifungsi dan Multikultur pada Perancangan Kembali Alun-Alun Kota Gresik melalui Participatory Design

Graciani Cahyadresta Dewanda, Rabbani Kharismawan
Submission Date: 2022-07-28 19:11:25
Accepted Date: 2023-04-30 00:00:00

Abstract


Alun-Alun Gresik semula merupakan tanah lapang yang biasa digunakan berbagai kegiatan oleh warga sekitar. Namun pada 2017, Alun-Alun Gresik diubah menjadi sebuah Islamic Center. Banyak pro dan kontra di masyarakat hingga muncul banyak penolakan pula. Penolakan ini didasari oleh posisi Alun-Alun Gresik sebagai cagar budaya dan kondisi sekitar Alun-Alun tidak hanya dari budaya Islam saja. Hal ini ditandai dengan adanya Gereja Pantekosta dan Klenteng Kim Hin Kiong di dekat Alun-Alun. Dimana fenomena ini secara tidak sengaja mengalami fenomena placelessness yang disampaikan oleh Edward Relph (1976) dalam Seamon, David dan Sowers, Jacob (2008). Placelessness menjelaskan terjadinya penghapusan tempat-tempat khusus dan pembuatan lanskap standar yang dihasilkan dari ketidakpekaan terhadap pentingnya suatu tempat. Keberadaan Alun-Alun Gresik yang sebagai Islamic Center, perlahan dapat menghapus tempat-tempat khusus, seperti Gereja Pantekosta dan Klenteng Kim Hin Kiong yang juga kental akan tradisi budayanya. Berdasarkan permasalahan ini, kondisi Kota Lama Gresik yang multikultur menjadi dasar untuk mengembalikan Alun-Alun Gresik dengan menghormati kultur-kultur lainnya. Dengan memperhatikan komunitas sekitar, harapannya Alun-Alun Gresik dapat memberikan meaning of place bagi komunitas sekitar dan mengembalikan signifikansi Kota Lama Gresik. Menggunakan pendekatan participatory design, proyek ini berusaha melibatkan kontribusi partisipan dalam melihat isu ini dan bersama-sama memberikan aspirasi terkait rancangan Alun-Alun Gresik yang lebih multikultur secara kolaboratif. Pelaksanaan jaring pendapat dan pekerjaan kolaboratif ini dilakukan dengan media workshop/interview dan juga pemanfaatan teknologi untuk respon batasan jarak yang ada di era pandemi COVID-19. Konsep multifungsi diaplikasikan sebagai konsekuensi dari aktivitas yang ingin diwadahi dalam rancangan dan sebagaimana keberadaan ruang publik di tengah kota. Konsep ini diaplikasikan pada aktivitas dan ruangnya, aplikasi tangga dan ramp, serta street furniture. Selain itu, rancangan ini juga banyak memberikan familiaritas bagi masyarakat sekitar melalui penggunaan elemen yang identik dengan kultur sebagai penggambaran konsep multikultur. Kemudian konsep ini diaplikasikan pada penggunaan shelter, warna, street furniture dan vegetasi.

Keywords


Aun-Alun; Desain Partisipatif; Multiultur; Redesain; Ruang Publik

Full Text: PDF

CC Licencing


Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Jurnal Sains dan Seni ITS by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni.